Geliat Bisnis Makanan Sehat Bertahan di Tengah Pandemi Corona
2 min read
Geliat Bisnis Makanan Sehat Bertahan di Tengah Pandemi Corona
Tumiqq – Geliat Bisnis Makanan Sehat Bertahan di Tengah Pandemi Corona Pandemi virus corona covid-19 memang memberi dampak bisnis. Tak terkecuali pada bisnis industri makanan jadi.
DIBACA JUGA : Bangunan McDonalds Unik di Berbagai Negara Indonesia Juga Punya Nih
Apalagi, setelah ada penerapan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di beberapa daerah yang membuat banyak restoran sepi konsumen.
Tak hanya restoran, warung makan berbasis online juga sepi orderan, karena konsumen lebih memilih memasak di rumah. Hal itu lah yang terjadi, pada salah restoran makanan sehat FitFut.
Pemiliki FitFut, Ivan Indrawan kepada Suara.com menceritakan orderan makanan sehatnya anjlok akibat virus mematikan virus corona.
Bahkan, akibat lesunya orderan membuat omzet FitFut ikut meluncur hingga 50-60 persen.
“Biasanya, omzet sehari-hari Rp 20 juta – Rp 30 juta, tapi sekarang turun Rp 10 juta – Rp 15 juta. Selain itu, dampaknya kita terpaksa memberhentikan beberapa karyawan, 20 diberhentikan karyawan sementara,” ujar Ivan.
Selain itu, Ivan juga terpaksa mengurang pasokan bahan baku di gudang, biasanya ia menyetok bahan baku hingga 2-3 bulan, tapi kini hanya memasok untuk satu bulan.
Padahal, bisnis makanan yang Ivan geluti cukup menarik. Pasalnya, belum banyak bisnis makanan sehat dengan porsi lengkap tanpa harus berlangganan.
Terlebih, Ivan juga hanya menerima pesanan online lewat Go-Food, sehingga cukup praktis.
Selain itu, harga 1 porsi makanannya juga tergolong murah dengan kisaran Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per porsi dengan menu lengkap mulai dari karbohidrat, protein, sayuran, hingga buah-buahan.
Dari sisi higienitas dan keamanan makanan sehat FitFut tak bisa diragukan. Sebab, Ivan telah menerapkan protokol keamana sebelum masa pandemi datang, mulai dari, masker, mencuci tangan, hingga penutup kepala.
Namun, Ivan tak patah arang, bisnis tetap harus jalan meski terseok-seok. Caranya, ia memanfaatkan promo-promo yang terdapat di Go-Food.
Tak hanya itu, Fitfut juga ikut dalam Hari Kuliner Nasional (Harkulnas) yang banyak beri diskon untuk konsumen.
“Memang menurun orderannya, tapi setelah ada promo itu ada kenaikan omset 20 persen-30 persen. Promo ini juga untuk memancing para pelanggan order,” ucap Ivan.
Traktir Driver
Meskipun sedang masalah dalan kondisi kesusahan, Ivan tak lupa dengan para driver Go-Food. Karena, berkat jasa driver, makanan sehat Fitfut bisa sampai ke konsumen.
Berkat ide para karyawannya, Ivan pun membuat program traktir driver. Dalam program ini, FitFut mengajak para konsumen untuk juga mengorder traktir lewat aplikasi Go-Jek, sehingga para driver juga mendapat makanan secara gratis.
“Diawal-awal rame, ada sekitar 70-80 orderan traktir driver, tapi sekarang hanya 20-30 orderan traktir driver per hari. Program ini juga membuat orderan agak meningkat,” ungkap Ivan.
Rencana ke depan, Ivan akan merilis website FitFut yang bekerja sama dengan e-commerce, sehingga konsumen bisa memesan lewat website.
“Kita opsi lain buka cabang, tapi di permukiman, kalau masa pandemi orang-orang cenderung order online, kita juga ke Go-Food festival biar lebih gampang carinya,” tutup Ivan.