Memek Makanan Khas Simeulue Aceh, Seperti Apa Rasanya?
2 min readMemek Makanan Tadisional Khas Aceh
LIGAKEMBAR.NET – Memek merupakan salah satu makanan tradisional dari Kabupaten Simeulue, Aceh. Pada pertengahan Agustus 2019 lalu, meemek dinobatkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Meemek sendiri memiliki arti mengunyah dalam bahasa setempat.
“Memek adalah beras ketan yang sudah disangrai. Kalau bahasa kami di sana namanya mengunyah,” jelas Sekertaris Dinas Pariwisata Kabupaten Simeulue, Sakya Dewi, di Pekan Kebudayaan Nasional di Istora, Senayan Jakarta, Selasa (8/10/2019).
LIGAKEMBAR.NET – Memeek merupakan olahan beras ketan yang dikeringkan dan disangrai hingga meletus seperti popcorn. Teksturnya sedikit keras dan renyah saat digigit. Tekstur yang keras membuat penikmatnya perlu mengunyah hingga hancur. Hal inilah mengapa hidangan ini disebut “meemek” yang berarti mengunyah.
Kebanyakan masyarakat Simeuleu mengolahnya menjadi bubur. Bubur meemek memiliki rasa yang manis. Bubur ini terdiri dari pisang, meemek (beras ketan yang sudah disangrai), santan, dan gula secukupnya.
Cara Membuat Bubur Meemek
LIGAKEMBAR.NET – Dewi menjelaskan kepada pengunjung bagaimana cara membuat bubur meemek khas Simeulue Aceh yang sempat menjadi perbincangan masyarakat itu. “Beras ketannya direndam dengan kapur sirih sedikit lalu didiamkan selama kurang lebih 5 menit, lalu dicuci hingga bersih,” kata Dewi.
Dewi menjelaskan cara mencuci beras ketan menyerupai cara mencuci beras biasa. Beras ketan dicampur dengan air lalu diaduk hingga air keruh lalu membuangnya.
LIGAKEMBAR.NET – Kemudian ganti dengan air bersih dan cuci kembali. Proses tersebut dilakukan berulang kali hingga tiga atau empat kali. Setelah dicuci, beras ketan ditiriskan hingga tidak ada air yang tersisa dan benar-benar kering. Jika sudah benar-benar kering siap untuk disangrai.
“Kalau sudah benar-benar kering, baru kita siapkan wajan. Kemudian jika sudah panas wajannya kita sangrai, disangrai sampai kering sampai meletus seperti popcorn,” ujarnya. Jika beras ketannya sudah selesai disangrai, langkah selanjutnya adalah menumbuk atau menghaluskan pisang.
Ia menyarankan untuk tidak mengunakan blender agar tektur pisang tidak terlalu halus. Jadi haluskan menggunakan ulekan. Pisang dihaluskan hingga teksturnya menyerupai bubur kental, tidak encer seperti jus. Pisang yang sudah halus dapat dicampur dengan beras ketan yang sudah disangrai atau meemek. Lalu, pisang dan beras ketan diaduk hingga merata.